Laman

Selasa, 02 November 2010

Sehat dengna Bersepeda

Orang-orang mengikuti tiga jalur untuk kesehatan yang baik: dokter, diet, dan olahraga. jalan kami ke dokter melibatkan biaya terbesar, $ 1.035 miliar pada tahun 1996, atau hampir 1/7th dari Produk Nasional Bruto. Lebih dari 60% dari kunjungan ini melibatkan obat-obatan, dan ada lebih dari 70 juta operasi (sumber CDC). Namun, akan ada biaya kurang, trauma, dan tragedi jika kita mencegah banyak dari masalah medis. Menurut American Medical Association, 60% orang Amerika secara fisik tidak aktif. Menurut US Surgeon General David Satcher, jumlah orang yang berisiko diabetes, penyakit jantung, kanker, dan stroke meningkat, dan 50% orang Amerika kelebihan berat badan. Dia mengatakan bahwa nutrisi ditingkatkan sejalan dengan 30 menit latihan lima kali seminggu dapat mengurangi penyakit kardiovaskuler dan kematian sebesar 50% dan kanker kolorektal sebesar 40% (sumber CNN, 11 Juni 1999).

Sayangnya, mereka yang memutuskan untuk merespon tanda kesehatan cenderung berlebihan tentang gizi dan untuk mengadopsi latihan yang salah. Daripada nutrisi eksotis, kita perlu diet yang terutama terdiri dari biji-bijian, buah-buahan, dan sayuran, dengan mengurangi jumlah daging dan keju. Daripada angkat besi, TV "aerobik," dan berderak ab, kita perlu latihan aerobik benar yang membantu memperkuat jantung, seperti berjalan cepat, bersepeda, jogging, berenang, sepatu roda, skating, dan ski lintas alam. Latihan terbaik untuk mengubah kebiasaan menetap kita adalah yang kita dapat dan akan melakukan hampir setiap hari.

Bersepeda memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan latihan lain:

Bersepeda latihan jantung lebih baik daripada berjalan tanpa deburan jogging.
Orang bisa naik sepeda hampir di mana saja, setiap saat sepanjang tahun, dan dengan biaya rendah.
Sedikit atau tidak ada waktu harus hilang, karena perjalanan sepeda dapat digunakan untuk mulai bekerja, melakukan tugas, atau menikmati alam bebas.
Komuter oleh sepeda mengurangi polusi yang menyebabkan asma dan bronkitis. Seorang pengendara sepeda Komuter juga kurang terpapar dengan polusi udara dari pengendara Komuter.
Pada sisi bawah, bersepeda tidak melibatkan beberapa risiko cedera yang terlalu dilebih-lebihkan oleh fearmongers. Bersepeda sebenarnya memiliki risiko yang mirip dengan perjalanan dengan mobil. British Medical Association memperkirakan bahwa manfaat kesehatan dari bersepeda lebih besar dari risiko dengan 20-1.

Satu pertanyaan yang sangat menarik adalah bagaimana banyak latihan aerobik harus satu mendapatkan setiap hari? Beberapa otoritas medis merekomendasikan sebagai hanya 20 menit sehari, tiga kali seminggu, sementara yang lain menyarankan 2.000 kkal, yang akan setidaknya empat kali jumlah tersebut. Mengapa perbedaan besar? Nah, pihak yang paling mengenali latihan lebih baik sampai ke beberapa titik belum ditentukan, tetapi banyak yang takut jika mereka berharap terlalu banyak, orang tidak akan berolahraga sama sekali. Alasan lain untuk menurunkan rekomendasi itu karena kerusakan yang disebabkan oleh jogging, bersepeda masalah yang tidak berbagi. Saya takut bahwa pengaturan persyaratan yang sangat rendah adalah memberi orang kesan yang keliru bahwa mereka tidak perlu olahraga lebih dari biasanya aktivitas mereka, pada dasarnya menetap.

Berapa banyak olahraga yang saya rekomendasikan? Saya menemukan bahwa 45 menit bersepeda enam hari seminggu (sekitar 2.000 kkal) membuat saya merasa baik, tapi tidak besar, dua jam per hari membuat saya sangat kuat dan kontrol berat badan saya, dan enam jam sehari di perjalanan sepeda saya membuat saya merasa seperti superman setelah beberapa minggu. Kita mungkin mengatakan bahwa jumlah yang lebih rendah dari latihan meningkatkan kesehatan seseorang dan jumlah yang lebih tinggi meningkatkan kebugaran seseorang. Saya akan merekomendasikan minumum dari 45 menit setiap hari dan sebagai tambahan bersepeda sebanyak waktu mengizinkan. Waktu yang dihabiskan bersepeda tidak akan sia-sia, selain memiliki tumpangan yang baik, pengendara sepeda akan lebih produktif dalam waktu yang tersisa dan akan hidup lebih lama juga.

biarlah

Untaian kata darimu tak cukup waktu tuk ulangi masa-masa indah yang ada
takkan kuragukan lagi kusukakamu dan kau merasakan hal yang namun ku tak bisa melakukan ini semua karena kini kau telah berdua

hapuslah cinta antara kita berdua
karena kau sudah ada yang punya
biarlah diriku memendam rasa ini
jauh di lubuk hatiku

sebuah kisah indah kita berlalu tanpa kusadari
takan kuragukan lagi begitu banyak kisah
indah dalam langkah kita
ku tak bisa melakukan ini semua
karena kini kau telah berdua.

Bagaimana Koperasi Indonesia Menghadapi Persaingan Global (Globalisasi Ekonomi)

Dalam menghadapi tantangan era globalisasi diperlukan kreatifitas dan inovasi, oleh sebab itu koperasi di indonesia butuh kreatifitas dan inovasi. Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok masyarakat kelas menengah kebawah. Eksistensi koperasi memang merupakan suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar ekonomi lainnya. Lembaga koperasi oleh banyak kalangan, diyakini sangat sesuai dengan budaya dan tata kehidupan bangsa Indonesia. Di dalamnya terkandung muatan menolong diri sendiri, kerjasama untuk kepentingan bersama (gotong royong), dan beberapa esensi moral lainnya. Sangat banyak orang mengetahui tentang koperasi meski belum tentu sama pemahamannya, apalagi juga hanya sebagian kecil dari populasi bangsa ini yang mampu berkoperasi secara benar dan konsisten.
Sejak kemerdekaan diraih, organisasi koperasi selalu memperoleh tempat sendiri dalam struktur perekonomian dan mendapatkan perhatian dari pemerintah.
Keberadaan koperasi sebagai lembaga ekonomi rakyat ditilik dari sisi usianyapun yang sudah lebih dari 50 tahun berarti sudah relatif matang. Sampai dengan bulan November 2001, misalnya, berdasarkan data Departemen Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), jumlah koperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 103.000 unit lebih, dengan jumlah keanggotaan ada sebanyak 26.000.000 orang. Jumlah itu jika dibanding dengan jumlah koperasi per-Desember 1998 mengalami peningkatan sebanyak dua kali lipat. Jumlah koperasi aktif, juga mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jumlah koperasi aktif per-November 2001, sebanyak 96.180 unit (88,14 persen). Hingga tahun 2004 tercatat 130.730, tetapi yang aktif mencapai 28,55%, sedangkan yang menjalan rapat tahunan anggota (RAT) hanya 35,42% koperasi saja.
Data terakhir tahun 2006 ada 138.411 unit dengan anggota 27.042.342 orang akan tetapi yang aktif 94.708 unit dan yang tidak aktif sebesar 43.703 unit. Selama ini “koperasi” di¬kem¬bangkan dengan dukungan pemerintah dengan basis sektor-sektor primer yang memberikan lapangan kerja terbesar ba¬gi penduduk Indonesia. KUD sebagai koperasi program yang didukung dengan program pem¬bangunan untuk membangun KUD. Di sisi lain pemerintah memanfaatkan KUD untuk mendukung program pembangunan seperti yang se¬lama PJP I, menjadi ciri yang menonjol dalam politik pem¬bangunan koperasi. Bahkan koperasi secara eksplisit ditugasi melanjutkan program yang kurang berhasil ditangani langsung oleh pemerintah, seperti penyaluran kredit BIMAS menjadi KUT, pola pengadaan bea pemerintah, TRI dan lain-lain sampai pada penciptaan monopoli baru (cengkeh). Struktur organisasi koperasi di Indonesia mirip organisasi pemerintah/ lembaga kemasyarakatan yang terstruktur dari primer sampai tingkat nasional.
Hal ini telah menunjukkan kurang efektif nya peran organisasi sekunder dalam membantu koperasi primer. Tidak jarang menjadi instrumen eksploitasi sumberdaya dari daerah pengumpulan.Fenomena sekarang ini harus diubah karena adanya perubahan orientasi bisnis yang berkembang sejalan dengan proses globalisasi dan liberalisasi perdagangan dan ekonomi. Untuk mengubah arah ini hanya mampu dilakukan bila penataan mulai diletakkan pada daerah otonom.
Keberhasilan usaha koperasi di Indonesia biasanya bergantung pada dua hal. Pertama, program pemerintah karena koperasi sering dijadikan “kepanjangan” tangan pemerintah dalam mengatur sendi perekonomian. Kedua, keinginan pemenuhan kebutuhan anggota; jadi koperasi koperasi seringkali dipakai sebagai alat pemenuhan kebutuhan anggota yang biasanya juga berkaitan dengan program yang telah dicanangkan pemerintah. Misalnya KUD. Dalam prakteknya, KUD sering kali merupakan institusi yang menyediakan faktor produksi bagi petani yang kuantitas dan kualitas faktor produksinya sangat bergantung pada program pemerintah.
Dari segi kualitas, keberadaan koperasi masih perlu upaya-upaya yang sungguh-sungguh untuk ditingkatkan mengikuti tuntutan lingkungan dunia usaha yang berubah mengikuti proses globalisasi dan hubungan ekonomi dan perdagangan antar negara (termasuk dengan Indonesia) yang cenderung semakin liberal. Jadi apakah koperasi di indonesia bisa bersaing di era globalisasi seperti ini? Jawab nya iya, Buktinya bisa dilihat di banyak Negara Maju.Di Belanda misalnya, Rabbo Bank adalah bank milik koperasi, yang pada awal dekade 20-an merupakan bank ketiga terbesar dan konon bank ke 13 terbesar di dunia. Di banyak Negara Maju koperasi juga sudah menjadi bagian dari sistem perekonomian. Ternyata koperasi bisa bersaing dalam sistem pasar bebas, walaupun menerapkan asas kerja sama daripada persaingan. Di AS, 90% lebih distribusi listrik desa dikuasai oleh koperasi. Di Kanada, koperasi pertanian mendirikan industri pupuk dan pengeboran minyak bumi. Di negara-negara Skandinavia, koperasi menjadi soko guru perekonomian. Esensi globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas yang sedang berlangsung saat ini dan yang akan semakin pesat di masa depan adalah semakin menghilangnya segala macam hambatan terhadap kegiatan ekonomi antar negara dan perdagangan inter¬nasional.
Melihat perkembangan ini, prospek koperasi Indonesia ke depan sangat tergantung pada dampak dari proses tersebut terhadap sektor bersangkutan. Oleh karena itu, prospek koperasi harus dilihat berbeda menurut sektor. Selain itu, dalam menganalisisnya, koperasi Indonesia perlu dikelompokkan ke dalam ketiga kelompok atas dasar jenis koperasi. Pengelompokan itu meliputi pembedaan atas dasar: (i) koperasi produsen atau koperasi yang bergerak di bidang produksi, (ii) koperasi konsumen atau koperasi kon¬sumsi, dan (iii) koperasi kredit dan jasa keuangan.
Untuk koperasi-koperasi yang menangani komoditi sebagai pengganti impor atau ditutup dari persaingan impor jelas hal ini akan merupakan pukulan berat dan akan menurunkan perannya di dalam percaturan pasar kecuali ada rasionalisasi produksi. Sementara untuk koperasi yang menghasilkan barang pertanian untuk ekspor seperti minyak sawit, kopi, dan rempah serta produksi pertanian dan perikanan maupun peternakan lainnya, jelas perdagangan bebas merupakan peluang emas. Karena berbagai kebebasan tersebut berarti membuka peluang pasar yang baru. Dengan demikian akan memperluas pasar yang pada gilirannya akan merupakan peluang untuk peningkatan produksi dan usaha bagi koperasi yang bersangkutan.
Dalam konteks ini koperasi yang menangani produksi pertanian, yang selama ini mendapat kemudahan dan perlindungan pemerintah melalui proteksi harga dan pasar akan menghadapi masa-masa sulit. Karena itu koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya. Bahkan mungkin harus mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi. Untuk koperasi produksi di luar pertanian memang cukup sulit untuk dilihat arah pengaruh dari liberalisasi perdagangan terhadapnya.
Karena segala sesuatunya akan sangat tergantung di posisi segmen mana kegiatan koperasi dibedakan dari para anggotanya. Industri kecil misalnya sebenarnya pada saat ini relatif berhadapan dengan pasar yang lebih terbuka. Artinya mereka terbiasa dengan persaingan dengan dunia luar untuk memenuhi pemintaan ekspor maupun berhadapan dengan barang pengganti yang diimpor. Namun cara-cara koperasi juga dapat dikerjakan oleh perusahaan bukan koperasi.