Laman

Selasa, 28 Desember 2010

Mahasiswa Ideal

menjadi ideal adalah sebuah pengharapan yang dibaringi tindakan. Menjadi ideal menuju kesempurnaan adalah proses panjang yang harus dilewati, diwujudkan. Terus berusaha, tanpa kenal kata henti adalah menjadi kata kuncinya. Seorang mahasiswa akan dikatakan mahasiswa mendekati ideal, bila : Mengenali sejarah bangsa hingga dirinya sendiri, jujur dalam menilai diri sendiri, dan berlaku jujur pada yang lain, berjiwa sosial, atau anti individualistic, beretos kerja yang tinggi (kerja ‘keras & cerdas’) dan berakhlak terpuji.
Setelah seseorang memiliki predikat mahasiswa, terdapat tiga peran penting yang harus diembanya; 1) agen perubahan, 2) penjaga nilai, dan 3) cadangan masa depan. Karena itu mahasiswa ideal adalah mereka yang dapat menyadari, memahami, dan menjalankan peran yang diberikan kepada mereka dengan sebaik-baiknya.
Sebagai seorang agen perubahan dituntut untuk memberikan pengaruh kepada manusia yang lain sehingga perubahan itu dapat terjadi di sekitarnya. Ini menuntut adanya pengetahuan yang cukup tentang manusia. Di sinilah letak pentingnya kapasitas sosial politik. Agar para agen tersebut dapat berkomunikasi secara baik dengan manusia lainnya untuk menyampaikan gagasan perubahan yang dibawanya serta efektif dalam merekayasa perubahan sosial di sekitarnya.
Mahasiswa sebagai penjaga nilai memerlukan kapasitas akhlak dan moral (Moral Capacity) yang baik. Dapat kita simpulkan secara sederhana bahwa akar permasalahan yang ada di bangsa ini adalah busuknya moralitas. Mahasiswalah yang masih dianggap idealis untuk mengatakan yang benar itu benar dan salah itu salah. Karena mahasiswa dinilai tidak memiliki kepentingan politis dalam memperjuangkan apa yang dikatakannya. Karena itulah gerakan mahasiswa sering disebut sebagai gerakan moral.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar